PEMANFAATA MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

“PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BERDASARKAN KETUNAAN YANG DIMILIKI”

OLEH

Adimas Bayu N. Hehi

A. MEDIA PEMBELAJARAN

  1. Pengertian

           Media pembelajaran adalah: alat yang digunakan dalam proses belajar/mengajar, yang dapat menyalurkan pesan dan    menstimulasi proses belajar, sehingga materi yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak.

  1. Manfaat penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar/mengajar

Penggunaan media pembelajaran dalam suatu proses belajar/mengajar sangatlah penting, karena dengan adanya media/alat, maka anak akan lebih mudah menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Adapun manfaat dari media pembelajaran adalah sebgai berikut :

  • Proses belajar/mengajar akan terlihat lebih menarik
  • Metode mengajar akan lebih bervariasi
  • Materi yang disampaikan akan mudah diterima dan dipahamai oleh anak
  • Siswa akan lebih banyak melakukan belajar, sebab tidak hanya mendengar dari uraian guru, tetapi juga melakukan aktivitas lain, seperti: mengamati, mendemonstrasikan dan lain-lain.
  • Memberikan motivasi belajar yang lebih terhadap siswa
  1. Klasifikasi media pembelajaran

Adapun klasifikasi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

  • Media berbasis cetakan
  • Media berbasis audio-visual
  • Media berbasis computer

B.PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS, SESUAI DENGAN KETUNAANNYA MASING-MASING.

    Anak berkebutuhan khusus adalah, anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mengalami kelainan atau penyimpangan fisik, mental, intelektual, sosial, dibandingkan dengan anak – anak seusianya atau sebayanya. Keterbatasan anak berkebutuhan khusus dalam gangguan/kerusakan itu menjadikan mereka memiliki keterbatasan dalam mengakses semua aktifitas baik fisik atau psihis.

   Oleh karena itu pemafaatan media pembelajaran dalam proses belajar/mengajar bagi ABK sangatlah penting, agar mereka dapat menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Namun dalam memanfaatkan media pembelajaran tersebut, kita harus betul-betul memperhatikan jenis media yang digunakan, agar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari setiap ABK. Sehingaa proses belajar/mengajar dapat berlangsung dengan baik, menarik (tidak membosankan) dan mudah dipahami.

  •   PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN BERDASARKAN JENIS KETUNAANNYA.
  1. Pemanfaatan media pembelajaran bagi anak tunanetra (A)

          Anak tunanetra adalah: anak yang memiliki hambatan dalam penglihatan. Oleh karena itu, mereka sangat memerlukan media pembelajaran dalam proses belajar/mengajarnya. Media pembelajaran yang dapat digunakan bagi anak tunanetra adalah sebagai berikut :

–          Tulisan Braille, serta buku-buku yang menggunakan huruf Braille. Misalnya dalam pelajaran bahasa Indonesia, anak tunanetra tentunya harus menggunakan huruf Braille dalam menulis serta membaca isi bacaan.

–          Miniature binatang atau hewan, media ini biasanya digunakan pada pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Namun dalam pelaksanaannya, guru harus menjelaskan bahwa miniature tersebut merupakan bentuk kecil dari contoh binatang yang sedang dipelajarinya.

–          Peta timbul, media ini digunakan dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS).

–          Alat-alat musik, media tersebut digunakan dalam pembelajaran kesenian. Dimana guru menyuruh mereka untuk meraba bentuk dari setiap jenis alat music yang telah dipalajari.

–          Dalam pembelajaran matematika, khususnya materi konsep tentang bangun ruang, anak disuruh meraba bentuk bangun ruang yang telah disediakan oleh guru.

–          Puzzel buahan-buahan, dengan puzzel ini tunanetra dapat mengetahui bentuk tiruan dari buahan-buahan yang dirabanya.

–          Radio, media ini juga  cukup efektif digunakan oleh tunanetra. Dengan adanya radio, seorang tunanetra dapat menerima informasi yang disiarkan melalui radio.

–          Kamus bicara, alat ini adalah kamus yang sudah dilengkapi dengan audio sehingga tunanetra dapat mendengarkan output suara dari alat tersebut.

–          Komputer atau laptop yang sudah dilengkapi dengan screenreader (software pembaca layar). Dengan software ini, tulisan-tulisan yang ada di layar komputer dapat dibaca oleh software tersebut. Sehingga tunanetra dapat mendengarkan suara yang dihasilkan dari software tersebut.

Dengan demikian, baik dalam teori atau praktek, media yang digunakan untuk Anak Tuna Netra lebih spesifik atau lebih mengutamakan indera pendengaran dan indera perabaan guna menyamakan persepsi mereka.

  1. Pemanfaatan media pembelajaran bagi anak tunarungu (B)

           Anak Tuna Rungu memiliki keterbatasan dalam berbicara dan mendengar, media pembelajaran yang cocok untuk Anak Tuna Rungu adalah media visual dan cara menerangkannya dengan bahasa bibir/gerak bibir.

contoh media pembelajaran yang dapat digunakan bagi anak tunarungu adalah sebagai berikut:

  1. Media Stimulasi Visual
  2. Cermin artikulasi, yang digunakan untuk mengembangkan feedback visual dengan
    melihat/mengontrol gerakan organ artikulasi diri siswa itu sendiri, maupun dengan menyamakan gerakan/posisi organ artikulasi dirinya dengan posisi organ artikulasi guru.
  3.   Benda asli maupun tiruan
  4. Gambar, baik gambar lepas maupun gambar kolektif.
  5. Pias kata.
  6. Gambar disertai tulisan, dsb.
  7. Media Stimulasi Auditoris
  8. Speech Trainer, yang merupakan alat elektronik untuk melatih bicara anak dengan hambatan sensori pendengaran.
  9. Alat musik, seperti: drum, gong, suling, piano/organ/ harmonika, rebana, terompet, dan sebagainya.
  10. Tape recorder untuk memperdengarkan rekaman bunyi- bunyi latar belakang, seperti : deru mobil, deru motor, bunyi klakson mobil maupun motor, gonggongan anjing dsb.
  11. Berbagai sumber suara lainnya , antara lain :
  • Suara alam : angin menderu, gemercik air hujan, suara petir,dsb.
  • Suara binatang : kicauan burung, gongongan anjing, auman harimau, ringkikan kuda,dsb.
  • Suara yang dibuat manusia : tertawa, batuk, tepukan tangan, percakapan, bel, lonceng, peluit,dsb.
  1. Sound System, yaitu suatu alat untuk memperkeras suara.
  2. Sound System, yaitu suatu alat untuk memperkeras suara.

Di lapangan media yang digunakan,misalnya dalam mata pelajaran matematika dengan tema mengenalkan jam,guru membawa tiruan jam dinding sambil menerangkan dengan bahasa bibir guru juga menuliskannya di papan tulis agar anak dapat lebih memahami apa yang guru jelaskan. Dalam pembelajaran IPA, PPKN, Guru juga mempergunakan gambar. Dalam pembelajaran IPS pun demikian, menggunakan media gambar dalam materi kenampakkan dari permukaan bumi dari gambar tersebut guru menjelaskan kepada anak sehingga anak dapat memahami bagaimana bentuk kenampakkan dari permukaan bumi tersebut.

  1. Pemanfaatan media pembelajran bagi anak tunagrahita (C)

Alat Bantu pelajaran penting diperhatikan dalam mengajar anak tunagrahita. Hal ini disebabkan anak tunagrahita kurang mampu berfikir abstrak, mereka membtutuhkan hal-hal kongkrit. Agar terjadinya tanggapan tentang obyek yang dipelajari, maka dibutuhkan alat pelajaran yang memadai.

Selanjutnya diterangkan tentang karakteristik alat Bantu pelajaran untuk anak tunagrahita antara lain.

1. Warna. Harus menyolok

2. Garis bentuk harus abstrak

Hal yang penting adalah dalam menciptakan atau memilih alat bantu atau media pembelajaran ini harus diingat tentang hal-hal yang perlu ditonjolkan atau yang akan menjadi pusat / pokok pembicaraan. Anak tunagrahita akan mengalami kesulitan apabila dihadapkan dengan obyek yang kurang jelas tanpa tekanan tertentu.

Jadi dalam memilih media pembelajaran bagi anak tunagrahita, harus benar-benar selektif dan mengarah pada hal yang abstrak, serta disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang ada pada masing-masing anak

  1. Pemanfaat media pembelajaran bagi anak tunadaksa (D).

    Anak Tuna Daksa dari segi mental dan otaknya normal hanya saja mereka memiliki keterbatasan fisik sehingga memerlukan layanan khusus dan alat bantu gerak , agar mereka bisa melakukan aktifitas sehari-hari tanpa adanya bantuan dari orang lain. Media pembelajaran yang digunakan untuk anak tuna daksa sama dengan anak-anak normal lainnya hanya saja disesuaikan dengan materi dan kecacatan bagian yang mana dialami oleh anak. Agar terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif.

Leave a comment